JOURNEY 23


Judul: Journey 23
Penulis: FaishalNafi'
Revisi: -
#Daily 


JOURNEY 23

    Hari yang kelam, dengan brutal masalah menyerang siang maupun malam, tak pula terlihat ujungnya, seakan penderitaan ini tak akan ada habisnya. Acaa hari ini Afii les dulu dan berangkat esok hari, bagaimana dengan harimu ? apakah baik-baik saja disana ataukah sama saja dengan dunia yang tak lagi muda ? Bagaimana dengan impianmu ? apakah tercapai ? jika iyah mau masuk Universitas mana ? apakah sama dengan yang kau janjikan dahulu ? apakah kita akan bertemu ? suatu hal yang tak mungkin terjadi kan.

    Hey Caa, hari ini Afii capek nihh, mau dengerin kan ? mari kita rekap percakpan kita di WhatApps hari ini disini. Maaf akhir-akhir ini jarang mengabarimu kegiatanku, ntahlah apa yang terjadi hingga ku lelah dengan semua yang terjadi. Ada saja masalah yang menghadang, belum kelar satu muncul satu, begitupun seterusnya. Bahkan tidurpun tak nyenyak dibuatnya, hingga tidur memimpikan apa yang telah menimpa di hari ini, lelah dan menyakitkan, tak ada lagi tempat tuk berpulang menaruh lelah, membasuh luka, menggantungkan harapan. Ramai dalam fikiran, sepi dalam keadaan, tak ada pelukan hangat, hanya ada dingin yang menyapa. bangun tidurpun terasa kerja bagai kuda, membosankan dan melelahkan, tak adakah tempat untukku bersandar sejenak melupakan penak yang menimpa ?.

    Sungguh melelahkan jika dihadapkan semuanya sendirian, teruntuk cerita Alkisah masa akhir abu-abu bersama. Hancur tak tersisa, tak sesuai ekspetasi yang ada, berbelok menjauh dari skenario yang tlah di tentukan bersama Caa. Hilang tak berbekas termakan mobilitas warga sekolah. tersingkir terlupakan, terpinggirkan tak terawat hingga akhirnya dilupakan. Sudah banyak jasa serta dedikasi yang ku berikan, tak ada satupun yang berkesan, dilupakan seperti mati secara perlahan rasanya sungguh menyakitkan. Diri ini merasa tak dihargai layaknya manusia yang normal. Bukan tak ikhlas, namun effort seperti tak ada harganya. Acaa apakah mereka tidak merasakannya ? berjalan di jalan mulus nan bebas hambatan, apakah mereka lupa bahwasannya jalan itu juga dibangun atas penderitaan pekerjanya ? menggunakannya menginjaknya seenaknya sendiri ketika rusak menyalahkan para pekerja yan gtak becus menjaganya, padahal mereka sendiri yang merusaknya Caa. Apakah pantas diberikan pelajaran ? apakah salah jika kita memberi sedikit harga pada diri kita satu tingkat diatas sikap arogan mereka Acaa ? Ini sungguh lelah serta menyakitkan. Mengembang tugas pelaksanaan USP membagi tugas sebagai perserta serta pengampu tugas panitia, selain itu  bertambah tugas Purna yang tak ada habisnya, di hancurkan pula dengan pekerjaan rumah yang tak tau kapan untuk istirahat sejenak.

    Seperti orang yang berbeda, sendiri menangis meratapi nasib, tersenyum memberikan pelayanan terbaik kepada publik. Hingga otakpun tak mampu membedakan mana suka dan duka. Mau tertimpa musibah ataupun dilanda kebahagiaan, tetaplah tak ada bedanya ekspresi yang sama karna tak tau harus berbuat apaa Caa. Bak orang dungu, hatipun tak lagi merasakan pedihnya penderitaan. Jiwa kosong tak karuan, raga ntah mau dibawa kemana bak mayat yang tak mau mati tp enggan tuk hidup kembali, Merasa cukup hidup sendiri tp tak siap karena blm mandiri berharap besok mentari bersinar namun hingga kini tak kunjung datang Mana bukti pepatah yang mengatakan habis gelap terbitlah terang Acaa ?

     Hari hari hati ini kesepian, Gundah gulana dalam kesepian, Abadi tertanam di lubuk hati terdalam, Membungkam jiwa raga yang meronta ronta penuh tekanan. Ingin berteriak atas kesedihan agar mereka tahu betapa lelahnya berpura-pura semua baik baik saja. Yh aku tau akhir² ini aku jarang menghubungi mu, Aku minta maaf yh. Aku sudah tidak sanggup lagi Tak mengerti mau berkata apa  Tak lagi bisa merasakan indah nya dunia Tak mampu membedakan antara duka dan bahagia. Selamat malam Acaa, doakan bagiku yang terbaik untuk hari esok yang lebih baik.

Posting Komentar

0 Komentar